Penyebab Baby Blues Setelah Melahirkan

Perubahan hormon Tubuh wanita yang baru melahirkan, baik secara normal maupun caesar, akan mengalami banyak penyesuaian. Perubahan kadar hormon selama kehamilan dan sesaat setelah melahirkan adalah salah satu penjelasan mengapa beberapa wanita mengalami baby blues.

Apa ciri ciri baby blues?

Baby blues pada ibu ditandai dengan beberapa gejala, seperti:

• Muncul rasa sedih yang menyebabkan ibu menangis dan merasa depresi.
• Emosi labil, sehingga mudah marah dan muncul rasa takut yang tidak beralasan.
• Merasa kelelahan, sulit tidur dan sering sakit kepala.
• Merasa kurang percaya diri dan muncul kecemasan.

Apakah baby blues itu berbahaya?

Baby blues syndrome merupakan kondisi yang banyak terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan, karena baby blues syndrome yang tidak ditangani berpotensi menyebabkan depresi pascamelahirkan.

Apa itu baby blues dan cara mengatasinya?

Baby blues merupakan masalah psikologis yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan ibu lebih emosional dan sensitif, seperti mudah sedih, cemas, lelah, lekas marah, sering menangis, kurang nafsu makan, sulit tidur, dan sulit konsentrasi.

Siapa saja yang bisa mengalami baby blues?

Baby blues hanya dialami oleh wanita dan terjadi akibat adanya perubahan hormon usai melahirkan. Kendati demikian, masyarakat awam lebih mengenalnya dengan istilah baby blues.

Apakah ada baby blues dalam Islam?

Baby blues dalam Islam Dalam Islam, masa kehamilan hingga persalinan diakui sebagai fase berat yang bisa membuat dampak psikologis pada wanita. Bahkan, Al-Qur'an juga mengakui betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh seorang ibu. Al-Qur'an menggambarkan kondisi baby blues ini sebagai wahnan ala wahnin.

Sampai kapan baby blues?

Baby blues biasanya hanya dialami beberapa hari dan paling lama hingga 2 minggu. Sementara itu, gejala postpartum depression bisa dialami paling sedikit 1 bulan dan dapat bertahan hingga 1 tahun setelah melahirkan.

Kenapa ibu baru melahirkan sering menangis?

Memang, fluktuasi hormon pasca melahirkan kerap membuat ibu menjadi lebih sensitif, sehingga mudah sedih, menangis, marah, tersinggung, dan bisa juga mengalami beragam keluhan fisik, seperti sulit tidur, perubahan nafsu makan, pusing, mudah lelah, lemas, nyeri kepala, mual, muntah, dan sebagainya.

Bagaimana cara menangani pasien yang menderita post partum blues?

8 Cara Sederhana Mengatasi "Postpartum Depression"

1. Kenali risiko Anda. Kabar buruknya postpartum depression tidak pandang bulu, semua perempuan hamil dan melahirkan mempunyai risiko yang sama.
2. Usahakan tidur yang cukup. ...
3. 3. Carilah dukungan sosial. ...
4. Tetap terhidrasi. ...
5. Tambahkan asupan protein. ...
6. Olah tubuh. ...
7. Asup minyak ikan.

Apakah baby blues termasuk depresi?

Gangguan ini memang mirip dengan depresi pasca melahirkan, tetapi terbilang lebih ringan dan singkat. Ibu yang mengalami baby blues syndrome tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Sementara itu, ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan akan menimbulkan gejala yang lebih serius.

Apakah baby blues mempengaruhi produksi ASI?

Baby Blues adalah kondisi perubahan psikologis ibu usai melahirkan yang menyebabkan dirinya merasa cemas, sedih, dan mudah marah. Terkait hal ini, Yoga pun menuturkan bahwa kemungkinan kondisi baby blues atau stres pasca melahirkan berdampak pada produksi air susu ibu (ASI) yang tidak lancar.

Apa yang harus dilakukan jika terkena baby blues?

Ada beberapa cara yang bisa suami lakukan untuk istri saat mengatasi baby blues, yakni:

1. Menjadi teman cerita istri.
2. Pastikan istri mendapat asupan makanan bergizi. ...
3. 3. Ajak istri jalan ke luar rumah untuk menikmati udara segar. ...
4. 4. Bantu pekerjaan rumah yang biasa dilakukan istri.

Apa yang harus dilakukan suami saat istri mengalami baby blues?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan suami untuk istri untuk mengatasi baby blues, yaitu:

1. Menjadi Teman Cerita dan Tempat Berkeluh Kesah.
2. Pastikan Istri Makan dengan Baik. ...
3. Ajak Istri Mencari Udara Segar. ...
4. Bantu Kerjakan Pekerjaan Rumah. ...
5. Jika Diperlukan, Temani Istri ke Dokter atau Psikolog.

Apa seorang ayah bisa mengalami sindrom baby blues?

Mengutip laman Baby Centre, penelitian menunjukan bahwa satu dari 10 ayah mengalami depresi pascanatal atau depresi setelah kelahiran bayi. Kondisi ini kemungkinan besar terjadi pada tiga hingga enam bulan setelah kelahiran Si Kecil.

Apakah suami bisa mengalami baby blues?

Faktanya, seorang pria sebenarnya tidak dapat mengalami baby blues syndrome, tetapi lebih ke arah depresi pasca kelahiran bayi. Sindrom tersebut sebenarnya hanya dialami oleh wanita dan terjadi karena perubahan hormon setelah melahirkan.

Apa itu Daddy Blues?

MPD atau juga populer dengan istilah daddy blues bisa terjadi seketika setelah bayi lahir dan bisa bertahan lebih lama dibandingkan baby blues pada ibu baru. Menurut Baby Center, pemicunya pun cukup beragam, di antaranya: Takut Menjadi Ayah.

Apa yang dimaksud dengan post partum blues?

Postpartum blues (PPB) atau sering juga disebut Maternity blues atau Baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan.

Kenapa setelah melahirkan Sulit Tidur?

Studi menunjukkan bahwa penurunan kadar hormon tersebut berhubungan dengan gangguan tidur setelah melahirkan. Perubahan pada kadar hormon lain juga turut memicu keluarnya keringat berlebihan di minggu-minggu awal melahirkan, sehingga timbul rasa tak nyaman dan sulit tidur.

Berapa lama tubuh ibu kembali normal setelah melahirkan?

Tubuh perempuan membutuhkan enam hingga delapan minggu untuk pulih dari persalinan dan mengembalikan keseimbangan hormon. Bagi Mama yang sedang menyusui, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengembalikan keseimbangan hormonal.

Hal apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah melahirkan?

Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan setelah Melahirkan Normal

• Melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat.
• 2. Tidak merawat area kewanitaan dengan baik. ...
• 3. Berhubungan intim. ...
• Menjadi terlalu larut dalam emosi. ...
• Melakukan diet ketat. ...
• 6. Merokok dan mengonsumsi minuman berakohol.